Provinsi Bengkulu, Swara Bengkulu – Di tengah upaya untuk semakin menajamkan program penanggulangan kemiskinan di Provinsi Bengkulu perlu dicari metode evaluasi dan monitoring yang tepat agar kualitas pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan menjadi semakin baik di masa datang. Dengan indikator-indikator yang obyektif dan terukur para pengambil keputusan menjadi lebih mudah melakukan perbaikan-perbaikan dari berbagai segi agar program penanggulangan kemiskinan menjadi lebih berkelanjutan (sustainable) dan tidak bersifat charity.

Dan Strategi pengentasan kemiskinan di Provinsi Bengkulu sejauh ini terus mendapat dukungan dari seluruh elemen seperti dari pihak Akademisi, dengan memberikan sumbang saran dan gagasan. Kali ini hal tersebut dilaksanakan Universitas Prof. Hazairin (Unihaz) Bengkulu, Seminar Nasiolan bertajuk “Strategi Pemberdayaan Masyarakat untuk Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Desa, Pesisir dan Pinggiran Kota, di Aula Rektorat Unihaz Bengkulu, Rabu (12/09).

Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengungkapkan, Pengentasan Kemiskinan dan Peretasan Ketertinggalan yang merupakan bagian dari Program Prioritas Gubernur Bengkulu, hingga saat ini dalam setiap tahunnya telah memberikan hasil signifikan dalam hal pelaksanaannya, melalui kegiatan-kegiatan dari seluruh OPD teknis terkait.

Strategi lain yang digencarkan yaitu dengan pembukaan jalur transportasi darat yang akan membuka akses masuk dan keluar ke Bengkulu. Seperti pembukaan jalur perbatasan Bengkulu-Jambi dan Bengkulu-Sumsel.

“Maka yang paling tepat dilakukan untuk menekan angka kemiskinan di Bengkulu, salah satunya membuka akses (konektifitas) dengan beberapa provinsi tetangga. Selain optimalisasi pembangunan infrastruktur dasar jalan dan jembatan di desa-desa,” terang Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dalam paparannya selaku Keynote Speaker.

Selanjutnya, dipaparkan Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, untuk terus menekan angka kemiskinan ini, Program Prioritas Gubernur Bengkulu lainnya, seperti Pengembangan Infrastruktur Strategis dan Industrialisasi juga terus digencarkan. Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Bandara Fatmawati Soekarno.

“ini akan kita gol-kan di akhir tahun ini. Kalau pelabuhan ini berfungsi secara optimal, maka tidak hanya menekan angka kemiskinan Bengkulu, tetapi juga akan menjadi faktor penyumbang menekan angka inflasi regional Sumatera,” jelasnya.

Rektor Unihaz Bengkulu Yufiperius mengatakan, apa yang digagas Gubernur Bengkulu yang terangkum dalam Program Prioritas akan terus didukung pihaknya. Melalui kegiatan ekstensi dan sosialisasi-sosialisasi melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke setiap Kabupaten.

“Selain dengan Seminar Nasional kami juga akan terus mendukung Program Gubernur melalui peserta KKN. Ketika kami menerjunkan anak-anak kami ke desa-desa, tentu akan menggecarkan sosialisasi Program Provinsi Bengkulu ini untuk kemajuan Bengkulu dan Indonesia secara umum,” ungkapnya.

Diketahui Seminar Nasional Pengentasan Kemiskinan ini melibatkan 200 peserta dari dosen, peneliti, mahasiswa dan para pakar dari instansi terkait yang berasal dari 5 Provinsi, yaitu Bengkulu, Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan dan Sumatera Barat.

Sementara selain menghadirkan Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah selaku narasumber, Seminar Nasional ini juga menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten, seperti Prof. M Syukur dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Yuan De Gama selaku Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bengkulu.(MC/Ameng /SB)