Kota Bengkulu, Swara-Bengkulu.Com – Masyarakat keturunan India di Bengkulu, yang disebut Keluarga Tabut, kembali melaksanakan upacara Duduk Penja Juma’at (14/9/2018) sekitar Pukul 15.30 WIB di Gerga Masjid Berkas. Upacara ini adalah tradisi Keluarga Tabut untuk memperingati kematian cucu Nabi Muhammad, Husein bin Ali Abu Thalib. Husein adalah anak Siti Khadijah Putri Nabi Muhammad yang gugur dalam perang melawan pasukan Yazid di Padang Karbela.
Upacara Duduk Penja dilakukan dengan mencuci benda-benda logam milik Keluarga Tabut. Benda-benda dari tembaga ini menyimbolkan jari-jari tangan Husein. Pencucian dilakukan dengan air selasih, susu, kopi, dan jeruk nipis. Jari-jari logam kemudian disimpan dalam Gerga/ Miniatur Masjid yang dipercaya sebagai tempat sakral Keluarga Tabut.
Seluruh upacara sakral yang diiringi musik Tabut dari Gendang Dol dan Tassa ini adalah wujud perlakuan terhadap jenazah Husein dan Prajuritnya. Cucu Nabi Muhammad bersama pasukannya itu tewas mengenaskan sehingga bagian tubuh termasuk jari-jari tangannya berserakan dan ditemukan sudah tidak lengkap.
Usai mengadakan duduk Penja Ahmad Syiafril selaku Ketua Kerukunan Tabut Bengkulu (KKT) Mengatakan “Duduk penja adalah mengingat suatu Perjuangan para Pembela Agama Islam sehingga Para Pembela Islam sampai mati Syahid. Duduk Penja diibarat kan kita mau ibadah harus membersihkan diri agar semuanya dapat diterima oleh Allah SWT dan begitulah agar pelaksanaan Tabut kita ini dapat berjalan dengan baik, Semoga acara Tabut ini dapat berjalan dengan Sukses.
Upacara Penja adalah bagian dari perayaan Tabut yang berlangsung pada 10 hari pertama Muharram. Kini perayaan Tabut dikembangkan menjadi Pesta Budaya Rakyat Bengkulu. (Ameng /SB)