Provinsi Bengkulu, Swara Bengkulu – Kasus Pengaturan Skor (Macth Fixing) yang disinyalir terjadi di Liga 1 dan 2 yang dampaknya merongrong wibawa PSSI, juga mendapat sorotan dari Ketua Asprov PSSI Bengkulu, Agusalim, S.E,M.E.
Dalam rilisnya yang diterima media ini melalui Sekretaris Asprov Provinsi Bengkulu Audi Rahmat, Jumat,(23/11) Agus Salim menyatakan, kasus pengaturan skor (Macth Fixing) dapat berdampak pada turunnya kepercayaan publik sepakbola di tanah air terhadap kualitas kompetisi yang digelar PSSI.
Untuk itu, Ia berharap sepakbola Indonesia harus menjunjung tinggi sportivitas dan jauh dari kepentingan-kepentingan perorangan ataupun kelompok yang bisa menciderai nilai-nilai sportifitas dan fairplay itu sendiri.
Karena itu, Asprov PSSI Bengkulu turut mendukung penuh langkah PSSI, untuk melakukan pengusutan terhadap dugaan pengaturan skor (macth fixing ) dan pemberantasan mafia skor yang ditenggarai terjadi di Liga 1 dan Liga 2 serta liga-liga resmi PSSI lainnya.
Agus Salim menilai, kerjasama PSSI dengan Genius Sport untuk mendapatkan laporan khusus mengenai pertandingan secara live yang tidak diduga tidak wajar, adalah langkah tepat untuk memerangi kasus pengaturan skor dan mafia skor.
“Liga 1 dan Liga 2 2018 sudah memasuki fase akhir kompetisi. Liga 1 telah menyelesaikan pekan ke-31, sementara Liga 2 dalam pekan terakhir babak delapan besar”terangnya.
Karena itu, disaat krusial seperti ini, ada beberapa pertandingan yang mengarah ke pengaturan skor, (macth fixing) hanya saja hal tersebut masih bersifat dugaan yang belum dibuktikan dengan bukti-bukti yang kuat.
Ditambahkan, ada beberapa pertandingan yang menjadi catatan, dan sudah memasuki tahap investigasi lanjutan, selanjutnya jalur formal lainnya adalah laporan kepada Komite Disiplin PSSI.
Selanjutnya Agus Salim berharap sepakbola Indonesia benar-benar bisa berkembang dengan baik sehingga prestasi Timnas pun juga meningkat,” katanya.
Tidak kalah penting lanjut Agus Salim, upaya membongkar isu pengaturan pertandingan ini perlu dilakukan agar tetap bisa meyakinkan masyarakat dan juga klub.
“Agar masyarakat sepakbola Indonesia dan juga klub-klub tidak kecewa, dan tetap percaya dengan kompetisi yang dikelola oleh PSSI dan juga PT Liga Indonesia Baru,” pungkasnya.(R17/SB)