Bengkulu, Swara Bengkulu – Hari Perempuan Internasional telah menjadi perayaan tahunan yang jatuh pada tanggal 8 Maret. Tujuan dari hari besar ini untuk mengapresiasi dan menghormati perempuan atas perjuangan dan pencapaian dalam hidup. Hari Perempuan Internasional dirayakan pertama kali pada tahun 1909 di New York, Amerika Serikat sebagai protes terhadap kondisi kerja bagi perempuan yang mengerikan.
Hingga di Tahun ke-110 Peringatan hari perempuan internasional ini masih banyak hal-hal yang sudah diperjuangkan sejak lama namun masih belum dimerdekakan hingga saat ini. Yayasan Pusat Pendidikan Untuk Perempuan dan Anak (PUPA) Bengkulu mencatat, sejak bulan Januari hingga Oktober 2018, sebanyak 113 kekerasan terjadi dan terbanyak pada bulan Januari, yakni 16 kasus. Kasus tertinggi adalah perkosaan dengan persentase 25,66%, pencabulan 22%, penganiayaan 22%, KDRT 18,6%, dan kasus lain yakni pelecehan seksual, perundungan, penelantaran, percobaan perkosaan, cyber harransement, hingga kekerasan terhadap perempuan yang menyebabkan kematian.
Maraknya kasus Kekereasan terhadap perempuan dan anak maka GMKI Cabang Bengkulu melakukan Sosialisasi dengan mengangkat tema : “Pendidikan Seks Antara Tabu dan Kebutuhan Untuk Pencegahan Kekerasan Seksual Serta Penanganannya.” Pendidikan seks yang masih dianggap tabu oleh masyarakat terkadang malah membuat anak keliru dalam mengambil sikap dalam proses pencarian jati diri mereka.

Sosilisasi yang diadakan pada tanggal 9 Maret 2019 ini dilakukan di desa senali yang dihadiri oleh siswa/i SMP 5 Senali dan beberapa masyarakat desa serta menghadirkan nara sumber dari dinas perlindungan perempuan dan anak Bengkulu Utara serta Bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Prop. Bengkulu (D3PAPPKB).

Sosialisasi ini ditujukan untuk pemahaman anak mengenai Pendidikan seks bagaimana dampak negatif seks pada remaja di bawah umur dan bagaimana cara orang tua dalam menyampaikan Pendidikan seks yang benar serta menganggap pendidikan seks bukan lagi hal yang tabu untuk diajarkan kepada anak melainkan kebutuhan dalam bentuk pencegahan terjadinya kekerasan seksual. Dalam kata sambutan nya ketua Cabang GMKI Cabang Bengkulu menyampaikan bahwa akan melaksanakan kegiatan-kegiatan positif seperti ini ke desa-desa yang lain di sekitar Bengkulu.
“ Kegiatan-kegiatan yang dirasa perlu untuk anak demi mencegah dan menangani kekerasan seksual akan selalu kita jalankan yang diawali dari desa senali dan akan dilanjutkan di beberapa desa lainnya” sebut Josua Simangunsong sebagai ketua cabang GMKI Cabang Bengkulu 2018-2020”.
Dalam hal ini GMKI Cabang Bengkulu mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut ambil bagian dalam menyikapi kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak melalui hal hal kecil yang dimulai dari keluarga salah satu contoh dengan Pendidikan seks dan pendekatan kepada anak. (R17/SB/Release GMKI)