Bengkulu, Swara Bengkulu – Pengurus Yayasan Fatmawati terima penandatanganan penyerahan Monumen Fatmawati Soekarno dari Konsorsium Nasional Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dilakukan di halaman rumah kediaman Fatmawati kelurahan Anggut, Selasa (12/11/2019).

Dalam sambutannya, Direktur PT Bank BTN, R Mahelan Prabantarikso mengatakan, Kementerian BUMN bersama BUMN telah menyerahkan secara resmi monumen Fatmawati kepada Pemprov Bengkulu dan Yayasan Fatmawati. Dengan demikian, untuk peresmiannya diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu dan Yayasan Fatmawati.

“Kami berharap  dengan  adanya  patung Fatmawati  Soekarno  ini dapat menjadi kebanggaan  serta  dapat bermanfaat  bagi masyarakat  Bengkulu, sekali  lagi kami mengucapkan  terimakasih  kepada  Pemerintah  Provinsi Bengkulu, Kementerian  BUMN, Nyoman Wata selaku pembuat patung terkenal, dan BUMN selaku donatur,” kata Mahelan Prabantarikso.

Sementara itu, Ketua Yayasan Fatmawati Heldawati Maulana Singedekane mengatakan, pihaknya mengucapkan terimakasih kepada penyelenggara kegiatan penyerahan patung Fatmawati. Dijelaskannya, Fatmawati adalah ibu agung yang menjahit bendera pusaka merah putih. Patung tersebut sebagai bentuk penghormatan. 

“Ini sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan dan pengabdian Ibu Fatmawati dalam kemerdekaan, keterbelakangan pendidikan bersama Ir Soekarno,” ungkapnya.

Selain itu, dia menegaskan bahwa Fatmawati adalah putri asli Bengkulu yang memiliki pemikiran jauh kedepan dimasa itu.

“Menjahit bendera pusaka merah putih itu 1,5 tahun sebelum RI merdeka, artinya ini bentuk pemikiran jauh kedepan,” imbuhnya.

Ditambahkan Gubernur  Bengkulu Rohidin Mersyah, dia mengatakan  monumen  Fatmawati adalah  bentuk prasasti peristiwa  sejarah, dimana telah berdiri sosok Fatmawati  sedang  menjahit bendera.

“Ini tidak sampai disini, nanti akan kita bangun kawasan Fatmawati agar Bengkulu memiliki sejarah tersendiri,” kata Rohidin.

 Rohidin menyampaikan, dibutuhkan waktu sekitar 4 tahun untuk berdirinya monumen patung Fatmawati. “Insya Allah akan diresmikan Februari 2020 nanti, mudah-mudahan oleh Presiden RI Joko Widodo,” jelasnya.

Dalam pantauan media ini, monumen Fatmawati telah selesai, hanya saja pondasi dan bangunannya yang belum selesai.

“Perlu saya sampaikan, ini bukan sekedar patung Fatmawati, tapi peristiwa bersejarah itu yang kita monumenkan, menjahit bendera merah putih adalah simbol kedaulatan bangsa dalam bentuk bendera nasional, kalau bukan orang Bengkulu yang mengangkat sejarah ini, orang lain nanti tidak bakal tahu, didunia ini tiada duanya, hanya Fatmawati yang menjadi ibu negara sekaligus menjahit bendera pusaka merah putih yang bersejarah ini,” jelas Rohidin. (R17/SB)