Swara Bengkulu – Rabu 18 Desember 2019 atau sehari setelah putusan sidang gugatan izin lingkungan Pembangkit Listri Tenaga Uap Batu bara (PLTUbl  2×200 MW Bengkulu, di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bengkulu, Kematian penyu ke-14 ditemukan di Lentera Merah oleh salah seorang pemancing pada pukul 14.00 WIB. Hal ini diketahui setelah foto penyu diposting pada kolom komentar grup “Ngecek Bahaso Bengkulu”. 

Penyu ke-15 yang mati setelah uji coba PLTUb ditemukan hari ini, Kamis, 19 Desember 2019.

Bangkai ditemukan berjarak 100 meter dari saluran limbah PLTU. Sementara dari saluran air bahang, air berbuih coklat berbau busuk terus mengalir ke laut seperti dokumentasi yang direkam warga.

Sejak 10 November 2019 sampai 19 Desember sudah 15 ekor penyu mati di area Pantai Teluk Sepang.

Buih dari PLTU batu bara masih terus mengalir ke laut bahkan sempat direkam warga memenuhi sebagian area Pulau Tikus.

“Kata nelayan yang melaut, busa putih dari PLTU sudah sampai ke Pantai Selolong Bengkulu Utara,” kata Faisol warga Teluk Sepang.

Ekosistem Laut Bengkulu Terancam

Melihat fenomena matinya 15 ekor spesies dilindungi tersebut menjadi salah satu indikator bahwa kondisi laut sedang tidak baik-baik saja.

Lembaga Profauna mengutip tulisan Wilson EG,’ Mille, KL, Allsion D dan Magliocca M yang dipublikasikan di situs oceana.org memaparkan fakta cukup mengejutkan tentang fungsi penyu.

Menurutnya penyu itu mempunyai peran penting dalam menjaga ekosistem laut yang sehat. Laut yang sehat akan menjadi habitat berjuta-juta ikan sebagai sumber protein penting bagi manusia. Bahwa Penyu memiliki peran penting untuk menjaga kesehatan laut di seluruh dunia selama lebih dari 100 juta tahun. 

Peran itu antara lain menjaga fungsi terumbu karang supaya produktif hingga memindahkan nutrisi penting dari perairan ke daratan (di pantai).

Sehingga sangat beralasan jika kita mengatakan bahwa laut Bengkulu sedang tidak baik-baik saja, apalagi melihat limbah yang keluar dari salurah pembuangan air bahang PLTU. Semakin hari limbah yang keluar semakin banyak buih putih sampai kecoklatan yang sudah menyebar di perairan Bengkulu.

Namun, sampai sekarang belum diketahui penyebab matinya 15 penyu tersebut. Padahal kejadian ini belum pernah terjadi sebelum adanya proses uji coba PLTU batu bara Teluk Sepang Bengkulu. Untuk itu, kembali kami mendesak Gubernur Bengkulu untuk segera menghentikan seluruh aktivitas PLTU batu bara Teluk Sepang. (R17/SB/Bengkulutoday)