
Lebong, Swara Bengkulu – Pasca terjadinya di area tambang rakyat tradisional Desa Lebong Tambang beberapa waktu lalu yang mengakibatkan tewasnya beberapa penambang dan puluhan lainnya yang sempat dirawat di umah sakit umum daerah, saat ini kondisi masyarakat penambang mulai resah, karena sejak kejadian musibah tersebut seluruh aktivitas penambang dihentikan oleh aparat berwenang.
Yang menjadi kegelisahan warga yaitu terhentinya pendapatan warga yang sehari-hari bergantung pada pertambangan tradisional tersebut.

Seperti diketahui warga yang berprofesi sebagai penambang tradisional dan bergantung pada lokasi tambang rakyat berjumlah ratusan, terdata penambang yang bermukim di desa Lebong Tambang saja sekitar 450 orang lebih, ditambah lagi warga dari desa-desa sekitar.
Pada minggu 15/3/2020 kemarin atas permintaan sejumlah warga penambang agar pemerintahan desa Lebong Tambang membantu mencarikan solusi terhadap kelanjutan nasib mereka pasca dihentikannya aktivitas penambangan tradisional, Kepala desa beserta perangkat mengakomodir tuntutan warga dengan menggelar pertemuan dengan warga guna bersama mencari jalan keluar dari kendala warga. Pada pertemuan tersebut disepakati bahwa warga menyerahkan kepada pemerintah desa untuk mengkomunikasikan kepada pihak-pihak terkait guna jalan keluarnya. Seluruh warga penambang berharap agar mereka dapat kembali beraktivitas seperti semula, karena sumber penghidupan mereka selama ini hanya dari pertambangan tersebut.
Menyikapi keinginan warga tersebut, Kepala Desa Lebong Tambang, Mispon mengatakan akan menindaklanjuti hasil pertemuan dengan mengkomunikasikan permasalahan warga dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan permasalahan ini. Menurut Mispon, permasalahan ini bukan hanya permasalahan warga Desa Lebong Tambang semata, tapi juga merupakan daerah, jadi Mispon berharap pemerintah kabupaten dan instansi terkait lainnya juga membantu mencarikan solusi bagi ratusan nasib penambang yang menggantungkan hidup pada lokasi tambang tradisional ini. (A.One/SB)