Kepala Sekolah SMAN 1 Muara Aman, Jon Effendi

Muara Aman, Swara Bengkulu – Suasana berbeda mengawali dimulainya tahun pelajaran 2020/2021, jika pada tahun-tahun sebelumnya biasa disekolah-sekolah penuh dengan riuh rendah suara tawa ceria siswa-siswi baru dan kakak kelasnya yang telah melewati masa libur, tidak demikian dengan tahun ini. Para siswa dan siswi belum bisa belajar tatap muka secara normal seperti biasa akibat dampak wabah corona yang belum juga redah.

Saat Swara Bengkulu berkunjung ke SMAN 1 Muara Aman Rabu (15/7/2020), tampak suasana agak lengang, hanya terlihat para guru dan staff tata usaha yang sedang sibuk mengerjakan perkerjaannya.

Ditemui di ruang kerjanya, kepala sekolah SMAN 1 Muara Aman, Jon Effendi, SE mengatakan bahwa sekolahnya memang belum bisa menyelenggarakan proses pembelajaran seperti biasa dalam keadaan normal, sesuai Surat Edaran dinas pendidikan dan kebudayaan Provinsi Bengkulu No 800/3268/DIKBUD/2020, untuk SMA, SMK, SLB Negeri dan swasta yang berada pada zona hijau dapat memberlakukan pembelajaran tatap muka setelah mendapat izin dari pemerintah provinsi melalui dinas dikbud berdasarkan persetujyan dari gugus tugas percepatan penanganan covid 19 di wilayah masing-nasing.

Jadi mengacu pada Surat Edaran tersebut, SMAN 1 rencanaya akan menerapkan pembekajaran tatap muka dengan membagi waktu belajar para murid, kita akan atur per harinya hanya tiga kelas, dan tiap kelasnya terdiri dari 18 murid. Kata Jon.

Untuk memastikan nantinya para murid dan lingkungan sekolah tetap memperhatikan protokol kesehatan, Kami telah membentuk tim covid sekolah, tim ini terdiri dari guru dan staff tata usaha sekolah, yang bertugas mengechek suhu tubuh, memastikan persediaan Air dan sabut cuci tangan, memastikan penggunaan masker di lingkungan sekolah dan hal-hal yang berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan. Kata Jon lagi.

Sekarang ini penerapan pembelajaran tatap muka belum bisa kita terapkan secara normal seperti tahun-tahun sebelumnya, kita berharap semoga situasi  covid 19 ini segera  mereda, sehingga dunia pendidikan dapat berlangsung normal, sebenarnya kita sangat prihatin melihat siswa-siswi tidak mendapatkan pendidikan secara maksimal, demikian Jon mengatakan.  (A.one/SB)