Bengkulu, Swara Bengkulu – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan Wakil Gubernur Bengkulu Rosjonsyah bersama Kepala BNPB RI Letjen TNI Doni Monardo menggelar Rapat Penanganan Covid -19 dan Mitigasi Bencana secara Hybrid (Tatap Muka dan Virtual Meeting), di Ruang Pola Provinsi Bengkulu, Jum’at (16/04/2021).
Atas penanganan Covid-19 di Bengkulu, Letjen TNI Doni Monardo yang juga merupakan Ketua Satgas Covid-19 RI, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Hal ini lantaran berkat kerjasama jajaran Pemprov Bengkulu dan masyarakat, penyebaran atas kasus Covid-19 di Bengkulu berada pada peringkat ke-5 provinsi dengan jumlah kasus aktif Covid-19 terendah di Indonesia.
Di mana jumlah kasus aktif 6,56 persen, berada di bawah kasus aktif nasional 6,80 persen. Jumlah kasus sembuh 90,69 persen berada di atas kasus sembuh nasional yaitu 90,49 persen. Kemudian jumlah kasus positif +46 dan jumlah kasus meninggal 2,75 persen berada sedikit tinggi dari rata-rata nasional 2,71 persen.
“Saya mengingatkan kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan segenap komponen yang ada termasuk yang ada di rantau, jangan mudik dulu. Walaupun di negara kita Covid-19 relatif terkendali, bukan berarti pandemi ini sudah berakhir,” jelasnya.
Gubernur Rohidin Mersyah mengatakan, terkait dengan upaya penanganan Covid-19 terutama penekanan kepatuhan untuk tidak pulang mudik pada waktu lebaran Idul Fitri, menjadi penekanan utama Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Nasional. Sehingga penyebaran Covid-19 yang diduga bersumber dari masyarakat luar Bengkulu bisa semakin ditekan.
“Ini informasinya harus betul-betul sampai pada masyarakat lapis bawah dan menimbulkan kesadaran sendiri itu yang terpenting. Di samping memang standar penanganan Covid-19 dari sisi protokol kesehatan ini tidak boleh kendor dan harus terus kita sampaikan kepada masyarakat,” ujar Gubernur Rohidin.
Sementara itu, terhadap analisis data mobilitas Covid-19 di Bengkulu, Satgas Penanganan Covid-19 Nasional menyampaikan rekomendasi kepada Pemprov Bengkulu, yaitu mewaspadai penyebaran kasus Covid-19 di pusat perbelanjaan, di tempat ibadah dan di tempat wisata serta mengontrol mobilitas penduduk saat mudik lebaran yang justru meningkatkan risiko penularan. (R17/NN/SB/LS-MC/Adv)