Swarabengkulu.com – Industri manufaktur global menghadapi tantangan dan peluang baru di masa pascapandemi saat ini, antara lain yakni terkait dengan industri kendaraan listrik dan sektor energi hijau. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi para produsen untuk mengadopsi manufaktur yang cerdas agar dapat mengoptimalkan proses dan meningkatkan efisiensi, untuk beradaptasi dengan permintaan yang berubah-ubah.
Sebagai 5 pengekspor peralatan mesin teratas dunia, Taiwan memiliki latar belakang yang kuat dalam peralatan IT dan telekomunikasi, serta rantai pasokan peralatan mesin yang lengkap. Perusahaan-perusahaan Taiwan pun memiliki keahlian dalam memberikan solusi manufaktur cerdas, yang bisa disesuaikan dengan permintaan klien dalam waktu singkat.
Oleh karena itulah Taiwan Smart Manufacturing kembali hadir dalam event Manufacturing Indonesia 2022 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada tanggal 30 November – 2 Desember 2022. Dalam event tersebut, salah satu distributor produk manufaktur asal Taiwan yaitu PT Omega Taiyo Teknologi hadir memberikan presentasi dalam rangkaian seminar, dan memperkenalkan mesin-mesin manufaktur terbaik dari Taiwan.
“Kita jual mesin udah dari tahun 2011, dengan produk mesin-mesin yg kita jual ada yang dari Taiwan, Jepang, Korea, dan lain2. Saya hari ini khususnya ingin memperkenalkan produk manufaktur asal Taiwan dengan brand Wele,” kata Sales Manager PT Omega Taiyo Teknologi, Sanjaya dalam acara tersebut.
Wele, lanjut dia, merupakan bagian dari Toyoda Group yang berkantor pusat dan memiliki pabrik di Taiwan. Sejarah berdirinya Wele dimulai dari tahun 1975, dimana pada saat itu pemerintah Taiwan tengah memulai riset untuk menciptakan mesin CNC. Kemudian pada bulan Juni 2007 pada akhirnya Wele didirikan. Produk line up dari mesin-mesin Wele antara lain vertical machining center, horizontal, double power, sampai mesin bubut vertikal juga dimiliki oleh Wele.
“Salah satu cara untuk menjaga kualitas produk Wele itu kita selalu melakukan proses in-house machining, semua part mesin di machining di dalam pabrik. Untuk komponen penting Wele mendesain dan memproduksi sendiri, juga melakukan cek akurasi, serta melakukan 24 jam gear speedo running test. Mungkin mesin lain ada yang setelah 4 atau 8 jam berhenti, kalau mesin Wele kita pastikan tidak seperti itu, bisa running 24 jam,” ujar Sanjaya.
Untuk diketahui, pada tahun 2021 nilai ekspor produk mesin Taiwan adalah 27,53 miliar dolar AS, peningkatan tahunan sebesar 31,7%. Dari Januari hingga Oktober 2022, nilai ekspor naik menjadi 2,50 miliar dolar AS, meningkat 11,4% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021.
Taiwan adalah rumah bagi sejumlah produk teknologi tinggi, termasuk model mesin industri yang canggih dan beberapa peralatan mesin. Selama bertahun-tahun, Taiwan tetap menjadi pemasok terbesar ketiga peralatan mesin pintar untuk pasar Indonesia.
Kemudian pada tahun 2021 Taiwan telah mengekspor produk mesin pintar senilai 379,965 juta dolar AS ke Indonesia meningkat sebesar 6,82% dibandingkan tahun 2020. Dari total mesin bubut yang diluncurkan pada tahun 2021, Indonesia menyerap sekitar 46,011 juta dolar AS untuk peralatan tersebut. Taiwan menyumbang 11,1% dari total, senilai 5,106 juta dolar AS.
Mengenai pusat permesinan, Indonesia mengimpor total 43,257 juta dolar AS selama periode yang sama, dengan Taiwan memasok 10,02% dari seluruh permintaan Indonesia, atau sekitar 2,906 juta dolar AS, sehingga menjadi pemasok terbesar ketiga di Indonesia.
Di Manufacturing Indonesia, TAITRA menggunakan teknologi 360 VR untuk menampilkan solusi manufaktur cerdas Taiwan dan rahasia dari 14 produsen Taiwan tingkat pertama. Selain itu, TAITRA juga bekerja sama dengan Jayametal, OTT, First Machinery & ASPIRA SEKAWAN PRIMA dan menyelenggarakan serangkaian seminar Taiwan Smart Manufacturing (30 November hingga 1 Desember), di mana perusahaan-perusahaan seperti HIWIN, FEELER, SEYI, TONGTAI & MIRLE berbicara tentang solusi manufaktur cerdas terbaru mereka dan berbagi kisah sukses.